468x60

Paedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer

Sabtu, 07 April 2012
Untuk sebagian besar selama dua dekade kita telah keliru karena energi kita berfokus pada pembelajaran perangkat lunak yang baru dan fungsi alat-alat baru dengan terlalu sedikit perhatian untuk paedagogi. Dalam beberapa dekade terakhir banyak sekolah telah berjanji bahwa jaringan sekolah sering dikombinasikan dengan penggunaan teknologi baru yang akan merevolusi kelas dan membawakan sebuah renaisans belajar.



Di banyak Negara, promosi penggunaan laptop untuk siswa sudah menjadi semacam mode. Bahkan di Indonesia, sebuah organisasi pernah mencanangkan 1 guru 1 laptop.
Belajar tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya. Siswa belajar lebih baik ketika mereka merasa diterima, menikmati hubungan positif dengan sesame siswa dan guru, dan ketika mereka dapat menjadi aktif, terlibat sebagai anggota masyarakat belajar.

Pemikiran Reflektif
Siswa belajar paling efektif ketika mereka mengembangkan kemampuan untuk eksis kembali dalam mengakuisisi informasi atau gagasan. Seiring perjalanan waktu, mereka mengembangkan kreativitas meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis tentang informasi dan ide, dan kemampuan metakognitifnya.

Pembelajaran Baru
Siswa belajar paling efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar materi itu dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Bersama
Siswa belajar ketika mereka terlibat dalam kegiatan bersama dan percakapand dengan orang lain, termasuk anggota keluarga dan orang-orang yang ada dalam masyarakat luas.

Koneksi Pengalaman
Siswa belajar dengan baik ketika mereka mampu mengintegrasikan pembelajaran baru dengan pengalaman apa yang sudah mereka pahami.

Kesempatan Belajar
Siswa belajar paling efektif ketika mereka memiliki waktu dan kesempatan untuk terlibat dengan berlatih dan mentransfer pembelajaran baru.

Sebagai Penyelidikan
Karena setiap strategi pembelajaran bekerja secara berbeda dalam konteks yang berbeda untuk berbagai siswa, paedagogi yang efektif mensyratkan bahwa guru menyelidiki dampak ajaran mereka pada siswanya.

Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) memiliki pengaruh besar pada dunia di mana orang-orang muda hidup. E-learning yaitu belajar yang didukung atau difasilitasi oleh TIK memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung pendekatan pengajaran dengan tidak melupakan dimensi paedagogi. Sekolah sebaiknya tidak hanya mengeksplorasi bagaimana TIK dapat menambah cara mengajar tradisional, tetapi juga bagaimana bisa membuka cara belajar baru dan berbeda.

Fenomena Kontemporer
TIK telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran serta melahirkan pemikiran 
baru di bidang paedagogi. Kehadiran TIK di sekolah menyusul alat-alat ilmiah seperti teleskop dan mikroskop yang ada sebelumnya memungkinkan kegiatan pembelajaran berakselerasi. Dalam sistem pembelajaran yang makin interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi de novo atau diisolasi dari peserta didik di dalam kelas.




DAFTAR PUSTAKA:

Danim, Sudarwan (2010). Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta 

0 komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 07 April 2012

Paedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer

Diposting oleh 10081 Eva Violesia Bangun di 23.02
Untuk sebagian besar selama dua dekade kita telah keliru karena energi kita berfokus pada pembelajaran perangkat lunak yang baru dan fungsi alat-alat baru dengan terlalu sedikit perhatian untuk paedagogi. Dalam beberapa dekade terakhir banyak sekolah telah berjanji bahwa jaringan sekolah sering dikombinasikan dengan penggunaan teknologi baru yang akan merevolusi kelas dan membawakan sebuah renaisans belajar.



Di banyak Negara, promosi penggunaan laptop untuk siswa sudah menjadi semacam mode. Bahkan di Indonesia, sebuah organisasi pernah mencanangkan 1 guru 1 laptop.
Belajar tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya. Siswa belajar lebih baik ketika mereka merasa diterima, menikmati hubungan positif dengan sesame siswa dan guru, dan ketika mereka dapat menjadi aktif, terlibat sebagai anggota masyarakat belajar.

Pemikiran Reflektif
Siswa belajar paling efektif ketika mereka mengembangkan kemampuan untuk eksis kembali dalam mengakuisisi informasi atau gagasan. Seiring perjalanan waktu, mereka mengembangkan kreativitas meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis tentang informasi dan ide, dan kemampuan metakognitifnya.

Pembelajaran Baru
Siswa belajar paling efektif ketika mereka memahami apa yang mereka pelajari, mengapa mereka belajar materi itu dan bagaimana mereka akan dapat menggunakan pembelajaran baru mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Bersama
Siswa belajar ketika mereka terlibat dalam kegiatan bersama dan percakapand dengan orang lain, termasuk anggota keluarga dan orang-orang yang ada dalam masyarakat luas.

Koneksi Pengalaman
Siswa belajar dengan baik ketika mereka mampu mengintegrasikan pembelajaran baru dengan pengalaman apa yang sudah mereka pahami.

Kesempatan Belajar
Siswa belajar paling efektif ketika mereka memiliki waktu dan kesempatan untuk terlibat dengan berlatih dan mentransfer pembelajaran baru.

Sebagai Penyelidikan
Karena setiap strategi pembelajaran bekerja secara berbeda dalam konteks yang berbeda untuk berbagai siswa, paedagogi yang efektif mensyratkan bahwa guru menyelidiki dampak ajaran mereka pada siswanya.

Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) memiliki pengaruh besar pada dunia di mana orang-orang muda hidup. E-learning yaitu belajar yang didukung atau difasilitasi oleh TIK memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung pendekatan pengajaran dengan tidak melupakan dimensi paedagogi. Sekolah sebaiknya tidak hanya mengeksplorasi bagaimana TIK dapat menambah cara mengajar tradisional, tetapi juga bagaimana bisa membuka cara belajar baru dan berbeda.

Fenomena Kontemporer
TIK telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran serta melahirkan pemikiran 
baru di bidang paedagogi. Kehadiran TIK di sekolah menyusul alat-alat ilmiah seperti teleskop dan mikroskop yang ada sebelumnya memungkinkan kegiatan pembelajaran berakselerasi. Dalam sistem pembelajaran yang makin interaktif, tugas utama guru tidak untuk memahami dan melaksanakan organisasi de novo atau diisolasi dari peserta didik di dalam kelas.




DAFTAR PUSTAKA:

Danim, Sudarwan (2010). Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta 

0 komentar on "Paedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer"

Posting Komentar