468x60

Hubungan Pedagogi dengan Paradigma Belajar

Minggu, 11 Maret 2012
Istilah pedagogi yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi kemudian didefiniskan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pengajaran adalah semua proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar. Elemen-elemen umum yang terlibat dalam semua aktivitas mengajar meliputi bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas, dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya. Seorang guru yang sangat baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka. Guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik sebagai berikut:


 1     Keahlian pokok, diantaranya:
 v     Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh 
 v     Menguasai materi lebih jauh dari sekadar yang tertuang dalam buku teks 
 v     Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan asli mengenai materi pelajaran khusus 


 2     Ahli pedagogis, diantaranya: 
 v     Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
 v     Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan obyektif untuk siswa
 v     Mempromosikan penemuan siswa  


3        Komunikator yang unggul, diantaranya: 
 v     Menunjukkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan yang efektif
 v     Membantu siswa belajar menggunakan keterampilan berkomunikasi yang efektif 
 v     Menggunakan bahasa sebagai jembatan budaya 


 4        Mentor yang berpusat pada siswa, diantaranya: 
 v     Membuat siswa dengan mudah memahami kepribadiannya
 v     Menjadikan dan membuat kegiatan belajar siswa sebagai prioritas tertinggi 
 v     Menyediakan waktu secara ikhlas untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa 


 5        Asesor yang sistematis dan berkelanjutan, diantaranya: 
 v     Mengakui keterbatasan dan kekurangan sendiri 
 v     Mendukung upaya pengujian untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran
 v     Mengembangkan dan menggunakan hasil penilaian untuk terus meningkatkan       pengalaman belajar siswa sesuai dengan tujuan program  


Guru tidak hanya harus mampu melihat apa yang terjadi di kelas melainkan juga perlu mengetahui apa yang harus dilakukan tentang apa yang dilihat. Guru yang memiliki perspektif adalah  mereka yang berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk memahami peristiwa di kelas.  


Istilah paradigma dikemukakan secara akademik dan operasional oleh Thomas Kihn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution. Kuhn menggunakan istilah paradigma untuk menggambarkan seseorang yang mengakui keyakinan dan teori yang mendasari kegiatan “ilmu-ilmu normal”. Dengan demikian paradigma adalah cara yang diterima untuk melihat dunia yang tumbuh dari pertanyaan-pertanyaan, pengamatan, dan analisis dari berbagai bentuk usaha ilmiah. Newton dan Einstein menggunakan paradigma yang berbeda dalam melakukan studi di bidang fisika.Setiap strategi guru didasari pada paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Lima strategi mengajar dimaksud disajikan berikut ini:
Strategi 1: Pelatihan dan pelatihan lanjut 
Strategi 2: Ceramah dan menjelaskan 
Strategi 3: Mencari dan menemukan 
Strategi 4: Kelompok dan timS
trategi 5: Pengalaman dan refleksi
Kelima strategi diatas menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasi kegiatan pembelajaran.  


Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pedagogi dan paradigma belajar adalah bahwa setiap seni guru dalam mengajar didasari oleh paradigma atau cara pandang mereka sendiri mengenai apa yang mau mereka ajarkan kepada peserta didik. Oleh karena itu, strategi mengajar tumbuh dari paradigma yang berbeda dan tiap guru mempunyai strategi mengajar yang berbeda satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA:
Danim, Sudarwan (2010). Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 11 Maret 2012

Hubungan Pedagogi dengan Paradigma Belajar

Diposting oleh 10081 Eva Violesia Bangun di 05.33
Istilah pedagogi yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi kemudian didefiniskan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Pengajaran adalah semua proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar. Elemen-elemen umum yang terlibat dalam semua aktivitas mengajar meliputi bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas, dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya. Seorang guru yang sangat baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka. Guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik sebagai berikut:


 1     Keahlian pokok, diantaranya:
 v     Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh 
 v     Menguasai materi lebih jauh dari sekadar yang tertuang dalam buku teks 
 v     Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan asli mengenai materi pelajaran khusus 


 2     Ahli pedagogis, diantaranya: 
 v     Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
 v     Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan obyektif untuk siswa
 v     Mempromosikan penemuan siswa  


3        Komunikator yang unggul, diantaranya: 
 v     Menunjukkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan yang efektif
 v     Membantu siswa belajar menggunakan keterampilan berkomunikasi yang efektif 
 v     Menggunakan bahasa sebagai jembatan budaya 


 4        Mentor yang berpusat pada siswa, diantaranya: 
 v     Membuat siswa dengan mudah memahami kepribadiannya
 v     Menjadikan dan membuat kegiatan belajar siswa sebagai prioritas tertinggi 
 v     Menyediakan waktu secara ikhlas untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa 


 5        Asesor yang sistematis dan berkelanjutan, diantaranya: 
 v     Mengakui keterbatasan dan kekurangan sendiri 
 v     Mendukung upaya pengujian untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran
 v     Mengembangkan dan menggunakan hasil penilaian untuk terus meningkatkan       pengalaman belajar siswa sesuai dengan tujuan program  


Guru tidak hanya harus mampu melihat apa yang terjadi di kelas melainkan juga perlu mengetahui apa yang harus dilakukan tentang apa yang dilihat. Guru yang memiliki perspektif adalah  mereka yang berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk memahami peristiwa di kelas.  


Istilah paradigma dikemukakan secara akademik dan operasional oleh Thomas Kihn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution. Kuhn menggunakan istilah paradigma untuk menggambarkan seseorang yang mengakui keyakinan dan teori yang mendasari kegiatan “ilmu-ilmu normal”. Dengan demikian paradigma adalah cara yang diterima untuk melihat dunia yang tumbuh dari pertanyaan-pertanyaan, pengamatan, dan analisis dari berbagai bentuk usaha ilmiah. Newton dan Einstein menggunakan paradigma yang berbeda dalam melakukan studi di bidang fisika.Setiap strategi guru didasari pada paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Lima strategi mengajar dimaksud disajikan berikut ini:
Strategi 1: Pelatihan dan pelatihan lanjut 
Strategi 2: Ceramah dan menjelaskan 
Strategi 3: Mencari dan menemukan 
Strategi 4: Kelompok dan timS
trategi 5: Pengalaman dan refleksi
Kelima strategi diatas menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasi kegiatan pembelajaran.  


Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pedagogi dan paradigma belajar adalah bahwa setiap seni guru dalam mengajar didasari oleh paradigma atau cara pandang mereka sendiri mengenai apa yang mau mereka ajarkan kepada peserta didik. Oleh karena itu, strategi mengajar tumbuh dari paradigma yang berbeda dan tiap guru mempunyai strategi mengajar yang berbeda satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA:
Danim, Sudarwan (2010). Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

0 komentar on "Hubungan Pedagogi dengan Paradigma Belajar"

Posting Komentar